Artikel

Permasalahan Konservasi Ekosistem Mangrove

Indonesia dikaruniai ekosistem mangrove yang terluas di dunia dengan luas 3,5 juta hektar dan juga memiliki keragaman hayati yang terbesar serta strukturnya paling bervariasi. Ekosistem mangrove merupakan suatu sistem ekologi pada kawasan estuari yang menerima nutrisi dan sedimen dari lingkungan darat yang berinteraksi sangat kompleks dengan lingkungan sekitarnya. Dengan berbagai manfaat diantaranya fungsi konservasi, pendidikan, ekoturisme dan identitas budaya. Serta menjaga stabilitas pantai dari abrasi.
Kondisi hutan mangrove sampai saat ini sedang mengalami tekanan yang berat akibat dari adanya pemanfaatan dan pengelolaan yang kurang memperhatikan aspek kelestariannya. Kerusakan sebagian diakibatkan dari adanya aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan dengan hanya memperhatikan dari segi ekonomi tanpa memperhatikan dari segi fungsi ekologi sehingga hutan mangrove tersebut menyebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang fungsi dan kegunaan dari hutan mangrove serta kurangnya perhatian pemerintah mengenai keterdapatan hutan mangrove.

(search google)

Beberapa faktor yang menjadi penyumbang terbesar kerusakan ekosistem mangrove di Indonesia, secara umum yaitu :

1. Pertambakan udang/ikan dan garam

Konversi ekosistem mangrove menjadi tambak merupakan faktor utama penyebab hilangnya hutan mangrove dunia. Hampir semua pantai yang mengalami sedimentasi membentuk dataran lumpur dan memiliki ekosistem mangrove diubah menjadi areal tambak. Pertambakan rakyat secara nyata mempengaruhi keberadaan mangrove di sekitarnya. Saat ini ekosistem mangrove alami sudah sangat kurang. Ekosistem mangrove yang ada merupakan ekosistem buatan yang diupayakan oleh pemerintah, masyarakat, dan para pihak lain.

2. Penebangan vegetasi mangrove

Semakin majunya teknologi dan perkembangan ekonomi membuat akan semakin terdesaknya kebutuhan dalam hidup. Aktivitas manusia untuk memanfaatkan hutan mangrove tidak memperdulikan lagi keberadaannya sehingga berangsur-angsur masyarakat melakukan aktivitas penebangan yang digunakan sebagai bahan bakar, bahan bangunan, alat penangkap ikan, pupuk pertanian, bahan baku kertas, makanan, obat-obatan, minuman dan tekstil), maupun produk tidak langsung (seperti tempat-tempat rekreasi dan bahan makanan dan produk yang dihasilkan sebagian besar telah dimanfaatkan.

3. Reklamasi dan sedimentasi

Kegiatan reklamasi pada daerah estuari menyebabkan perubahan struktur ekosistem mangrove sehingga menurunnya fungsi ekologis hingga pada tahap kematian vegetasi mangrove akibat terlapisnya pneumatophore atau lentisel oleh bahan pencemar padat. Begitu pula dengan sedimentasi yang merupakan faktor dinamis yang dapat mendorong terbentuknya ekosistem mangrove, namun sedimentasi dalam skala besar dan luas dapat merusak ekosistem mangrove karena tertutupnya akar nafas dan berubahnya kawasan rawa menjadi daratan.

4. Pencemaran lingkungan

Pencemaran yang terjadi baik di laut maupun di daratan dapat mencapai kawasan mangrove, karena habitat ini merupakan ekoton antara laut dan daratan. Bahan pencemar seperti minyak, sampah, dan limbah industri dapat menutupi akar mangrove sehingga mengurangi kemampuan respirasi dan osmoregulasi tumbuhan mangrove, dan pada akhirnya menyebabkan kematian.

Semua aktivitas manusia dalam kaitannya dengan penggunaan areal mangrove dalam skala besar adalah sangat berkaitan dengan tingginya populasi dan rendahnya tingkat perekonomian masyarakat setempat.
Dengan melihat berbagai masalah maka langkah terbaik yaitu melakukan restorasi. Restorasi dipahami sebagai usaha mengembalikan kondisi lingkungan kepada kondisi semula secara alami. Campur tangan manusia diusahakan sekecil mungkin terutama dalam memaksakan keinginan untuk menumbuhkan jenis mangrove tertentu menurut yang diinginkan manusia.
Dengan upaya restorasi, maka lebih memberikan peluang kepada alam untuk mengatur atau memulihkan dirinya sendiri. Manusia hanya sebatas memberikan jalan dan peluang serta mempercepat proses pemulihan.

Sumber :
Hartati & La Harudu. 2016. Identifikasi Jenis-Jenis Kerusakan Ekosistem Hutan Mangrove Akibat Aktivitas Manusia Di Kelurahan Lowulowu Kecamatan Lea-Lea Kota Baubau. Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi FPIK UHO. Volume 1 No. 1

Ahmad Dwi Setyawan & Kusumo Winarno. 2006. Conservation Problems Of Mangrove Ecosystem In Coastal Area Of Rembang Regency, Central Java, 2 Pusat Penelitian Dan Pengembangan Bioteknologi Dan Biodiversitas, Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat (Lppm), Universitas Sebelas Maret (Uns) Surakarta. Vol 7 No.2

Prof. Dr. Ir. Dietriech G. Bengen, DEA. 2014. PENGARUH REKLAMASI TERHADAP EKOSISTEM MANGROVE. Bimbingan Teknis Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Direktorat Pesisir dan Lautan, Ditjen KP3K-KKP

 

Penulis : Zulfadli muslim (011.XVI.AM.222)