Artikel

Penyakit Karang: Black Band Disease

Beberapa dekade terakhir, terumbu karang di seluruh dunia mengalami kerusakan karena kombinasi dari aktivitas antropogenik dan faktor alam. Kerusakan karang dapat disebabkan oleh faktor abiotik yang terdiri dari perubahan suhu, sedimentasi, bahan kimia beracun, ketidakseimbangan nutrisi dan radiasi ultraviolet. Sedangkan faktor biotik dapat disebabkan oleh predasi, blooming alga dan penyakit. Salah satu faktor atau kombinasi dari beberapa faktor tersebut menyebabkan reduksi atau pengurangan dari tutupan karang.

Penyakit adalah suatu proses dinamis yang merupakan interaksi antara inang (host), patogen, dan kondisi lingkungan. Penyakit karang didefinisikan sebagai gangguan terhadap kesehatan karang yang menyebabkan gangguan secara fisiologis bagi biota karang. Berdasarkan penyebabnya, penyakit karang dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu penyakit infeksi dan penyakit non-infeksi. Penyakit infeksi dapat disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus dan bakteri, sedangkan penyakit non infeksi disebabkan oleh mutasi genetik, nutrisi, dan peningkatan suhu.

Salah satu jenis penyakit pada karang adalah BBD atau Black Band Disease. Penyakit ini dilaporkan pertama kali oleh Arnfried Antonius pada tahun 1970. BBD diketahui sebagai penyakit polimikroba, yaitu penyakit yang disebabkan karena adanya asosiasi dari beberapa jenis bakteri. Jenis bakteri tersebut adalah Cyanobacteria, Beggiatoa & Desulfovibrio. Cyanobacteria bekerja dengan cara melakukan penetrasi kedalam jaringan karang yang menyebabkan degradasi jaringan karang. Asosiasi dengan bakteri Beggiota dan Desulfovibrio dapat menyebabkan infeksi bahkan kematian jaringan disebabkan oleh toksin yang diproduksi oleh bakteri tersebut. Tanda dari serangan penyakit ini adalah adanya Band pada permukaan karang.

(Search : Google) 

Band merupakan tanda, garis, atau bercak yang muncul pada koloni karang yang diakibatkan oleh suatu mikroorganisme. Penyakit ini ditandai dengan suatu bercak hitam yang luasnya sekitar ¼ – 2 inci pada permukaan jaringan karang. Penyakit ini bergerak melewati permukaan rangka karang, dengan kecepatan sekitar 3 mm – 1 cm perhari dan menyebabkan rangka karang berwarna putih kosong. Black Band Disease juga dicirikan oleh suatu cincin gelap yang memisahkan antara jaringan karang yang masih sehat dengan rangka karang. Penyakit ini juga disebut Black Band Ring.

Penyakit ini sudah tersebar di perairan Indo-Pasifik, Atlantik Barat, Afrika Timur, dan Laut Merah. Umumnya menyerang karang keras (Scleractinian corals), hydrozoa, dan gorgonian. Pocillopora dan Acropora merupakan jenis yang paling sering terpengaruh oleh penyakit ini. Penyakit ini cukup berbahaya bagi terumbu karang di seluruh dunia, karena dapat menyebabkan kematian karang. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa kehadiran BBD meningkat selama musim panas.

(Search : Google) 

Pengobatan Black Band Disease dapat dilakukan dengan cara mengisap band menggunakan pompa ataupun syringe yang besar. Tanah liat dan underwater epoxy putty dapat diaplikasikan secara langsung pada band di permukaan karang. Metode ini diperkenalkan pertama kali oleh Harold Hudson pada tahun 1986, kemudian metode ini diadaptasi dan dimodifikasi oleh peneliti lain. Eksperimen lain menunjukkan black band disease dapat dihilangkan dan kemunculan infeksi baru dapat diturunkan dengan cara introduksi landak laut (Diodems antillarum) ke habitat di mana penyakit tersebut banyak ditemukan. Dengan kebiasaan makan secara grazing, landak laut ini dapat mengurangi potensi persaingan alga dengan karang sehingga kemungkinan luka pada permukaan karang yang akan mendorong invasi patogen dapat dikurangi, sekaligus dapat menghilangkan atau meninggalkan substrat di mana filamen cyanobacteria membutuhkan tempat untuk melakukan penempelan.

 

References:
Harvell, Catherine & E, Jordan & Merkel, Susan & Raymundo, Laurie & Rosenberg, Eugene & Smith, Garriet & Weil, Ernesto & Willis, Bette. 2007. Coral Disease, Environmental Drivers, and the Balance Between Coral and Microbial Associates. Oceanography. 20: 58-81.
Raymundo, L.J., Couch, C.S., Harvell, C.D., Raymundo, J., Bruckner, A.W., Work, T.M., Weil, E., Woodley, C.M., Jordan-dahlgren, E., Willis, B.L. and Sato, Y. 2008. Coral disease handbook guidelines for assessment, monitoring & management. Coral Reef Targeted Research and Capacity Building for Management Program. The University of Queensland. Australia.

Siringoringo, R.M., 2007. Pemutihan karang dan beberapa penyakit karang. Oseana. 32(4): 29-37.

Penulis:

Mardia Sultan (011.XVIII.AB.189)