Artikel

Pemulihan ekosistem terumbu karang dengan CORAL REEF GARDEN

Indonesia dikenal sebagai negara maritim yang memiliki potensi dalam bidang Kelautan yang besar dan perlu dikelola serta dikembangkan dengan baik. Potensi indonesia dalam bidang kelautan mempunyai luas wilayah perairan sebesar 3.257.483 km2 dengan panjang garis pantai 99.093 km2 serta jumlah pulau 13.466 pulau. Di sepanjang garis pantai dan sekeliling pulau-pulau yang ada terdapat ekosistem terumbu karang yang mempunyai banyak peranan dam manfaat namun rentan terhadap perubahan. diperkirakan luasan terumbu karang di Indonesia adalah 2.5 juta hektar.

(Google Search) 

(Transplantasi Terumbu Karang FDC UNHAS di Pulau Barang Lompo) 

Coral reef garden adalah sebuah kegiatan upaya penyelamatan ekosistem terumbu karang yang telah rusak dan memberi manfaat ekonomi melalui kegiatan perikanan dan pariwisata, serta pendidikan dan penelitian. Kegiatan ini yakni bibit karang yang diberi media atau wadah untuk pertumbuhan karang dan dibentuk menyerupai kebun atau taman, salah satu contoh media tanamnya yakni menggunakan struktur terumbu buatan yang disebut reef star, yaitu struktur besi berlapis pasir berbentuk heksagonal dengan fragmen karang yang diikat ke struktur reef star,untuk menutupi celah antara karang alami dan karang yang sudah hancur.
Adapun, manfaat dari kegiatan ini yakni:
– Mempercantik ekosistem laut suatu perairan dan membuatnya lebih hidup.
– Membantu kelestarian jenis ikan tertentu yang terancap punah dan menghidupkan kembali ekosistem ikan tersebut.
– Menjaga keseimbangan alam perairan mulai dari ikan kecil hingga ikan yang lebih besar.
– Mendukung industri pariwisata dan perdagangan ikan.
– Menjaga keanekaragaman hayati di perairan.

(Google Search)

Kendala dalam melaksanakan kegiatan coral reef garden yakni diperlunya dana yang cukup besar, pemantauan yang rutin untuk melihat progres pertumbuhan ataupun kondisi karang tersebut, serta pemeliharaan yang rutin secara berkala untuk menjaga karang agar terhindar dari sedimen-sedimen yang tertempel maupun pergantian bibit terhadap terumbu karang yang telah rusak. Maka dari itu diperlukannya persiapan serta perencanaan yang matang dalam melakukan kegiatan tersebut.

Sebenarnya, pemulihan terumbu karang dapat beragam macamnya mulai dari terumbu karang yang satu ke yang lain sesuai dengan keunikan setiap lokasi. Dengan keadaan yang tepat, terumbu karang dapat kembali pulih ke komunitas yang beraneka, penyedia keuntungan langsung untuk perikanan, pariwisata dan rekreasi dan juga keuntungan tak langsung, ssepert perlindungan pesisir dan penelitian ilmiah.

(Google Search)

Pemulihan hanya terjadi bila tekanan tambahan akibat kegiatan manusia dibatasi. Kondisi yang optimal untuk pemulihan ekosistem terumbu karang secara maksimal meliputi:
• Permukaan dasaran yang padat, bebas alga dimana larva karang dapat menempel dan tumbuh; bilamana karang mati selama pemutihan, batu yang mereka tinggalkan menjadi substrat yang potensial untuk peremajaan.

• Daerah bebas penangkapan ikan yang berlebihan, sedimentasi, polusi, pupuk, limbah tak diolah dan bahan-bahan lain yang dapat mengurangi pertumbuhan dan mempengaruhi kelangsungan peremajaan karang; kualitas air yang baik dan pengurangan dampak fisik yang mampu menunjang pertumbuhan dan peremajaan karang.

• Keberadaan karang dewasa yang matang secara seksual didaerah tersebut sebagai penyedia larva baru, kemampuan terumbu karang yang tak terganggu, jauh dari terumbu karang yang rusak, untuk menyediakan larva akan bergantung dari arus laut yang sesuai dan kesehatan terumbu karang induk. Karang lokal yang tersisa dapat pula menjadi sumber larva di daerah tersebut.

• Perlindungan dari penangkapan ikan yang berlebihan untuk mempertahankan populasi ikan yang sehat, ikan herbivora akan memakan alga dan menjaga karang yang mati sebagai substrat bagi kolonisasi karang.

Kondisi-kondisi ini dapat dimaksimalkan dengan pengelolaan yang terencana dengan baik.

 

Sumber :

Sharaswati, Dkk. 2015. HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG EKOSISTEM TERUMBU KARANG DENGAN SIKAP WISATAAN BAHARI KONSERVASI DI PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU. Jakarta Timur. Jurusan Biologi FMIPA. Universitas Negeri Jakarta (UNJ). BIOSFER 8 (1), 2015 / ISSN : 0853 2451.

Tri Aryono Hadi, Dkk. 2018. STATUS TERUMBU KARANG. Jakarta Utara. Pusat Penelitian Oseanografi – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Pusat Oseanografi.

Susie Westmacott, Dkk. Pengelolaan Terumbu Karang yang Telah Memutih dan Rusak Kritis. Information Press, Oxford, Inggris.

https://kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/DitJaskel/publikasi%20materi/diskusi_wisbar_8_mei/CORAL%20GARDEN%2C%20UPAYA%20PENYELAMATAN%20EKOSISTEM_08052020_Nusa%20Dua%20Reef%20Foundation.pdf

Penulis :

Muhammad Naufal Lukman (011.XVII.AM.225)