Di Indonesia, pemerintah telah membentuk KKP sekitar tiga dekade lalu dan jumlahnya terus bertambah dan bahkan Pemerintah Indonesia telah menargetkan untuk membangun KKP seluas 20 juta hektar pada tahun 2020. Efektifitas pengelolaan KKP ini sangat tergantung dengan design zonasi KKP tersebut, maka Aplikasi Marxan inilah menjadi solusi dimana Marxan merupakan salah satu tool yang dapat digunakan dalam design zonasi atau penentuan daerah larang ambil atau zona inti KKP. Kawasan konservasi Laut Sawu Nusa Tenggara Timu (NTT) Dan Taman Nasional Wakatobi Sulawesi Tenggara menjadi salah satu contoh zonasi dan konservasi menggunakan aplikasi marxan.
Kegiatan Pelatihan Aplikasi Marxan yang dilaksanakan di Ruang Rapat Departemen Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan ini diselenggarakan oleh Fisheries Diving Club Universitas Hasanuddin pada Jumat Siang kemarin (14/7/17) berjalan dengan lancar. Kegiatan ini diikuti oleh 16 Peserta dari berbagai instansi, mahasiswa dan anggota FDC UNHAS itu sendiri.

Salah satu peserta pelatihan aplikasi Marxan

Peserta pelatihan aplikasi MARXAN
Marine Reserve Design Using Spatially Explicit Annealing atau biasa disebut dengan MARXAN merupakan Tool yang berbasis Geographical Information System (GIS), tool ini dapat membantu mengambil keputusan dalam penentuan zona inti pada kawasan konservasi perairan (KKP). Software ini merupakan pengembangan dari Spatially Explicit Annealing (Spexan) yang dinilai berhasil melakukan zonasi di daratan. “Adapun ide yang mendasari pengembangan Marxan ini adalah permasalahan perencanaan konservasi dalam menentukan daerah konservasi karena daerah perencanaan potensial yang luas sehingga banyak kemungkinan daerah yang akan dipilih sebagai daerah prioritas konservasi” ungkap Zulfikar Afandy selaku pemateri pelatihan.
Keunggulan Aplikasi ini sendiri diantaranya aplikasi ini mempunyai skenario luas dan terbuka, berbagai skenario dapat dikembangkan agar tercipta sebuah bentuk kawasan konservasi yang sesuai dengan yang diinginkan. Transparan, merupakan keunggulan kedua dari aplikasi ini dimana seluruh proses dilakukan secara alogaritma matematis, sehingga alurnya dapat diikuti dalam kerangka saintifik. Selain itu, berbagai faktor baik ekologi maupun sosial dapat menjadi input dalam perhitungan dimana perhitungan pada aplikasi ini juga menggunakan komputer dengan proses yang cepat dan yang terpenting aplikasi ini dapat di unduh secara gratis.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan peserta pelatihan bisa lebih mendalami lagi tentang cara pengoperasian aplikasi ini, atau menjadikan aplikasi ini sebagai topik penelitian, mengingat di Universitas Hasanuddin sendiri masih jarang penelitian yang berhubungan dengan aplikasi Marxan ini .
Waspada Dira Anuraga
(011.XV.AB.153)