Artikel

ORIENTASI LAUT KELOMPOK 1 FISHERIES DIVING CLUB UNIVERSITAS HASANUDDIN

Orientasi Laut merupakan kegiatan pemantauan kondisi tutupan ekosistem terumbu karang yang ditujukan khususnya kepada Anggota Muda Fisheries Diving Club Universitas Hasanuddin. kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi tutupan karang, kelimpahan ikan karang, megabenthos serta kondisi sosial ekonomi masyarakat beberapa pulau di kepulauan spermonde diantaranya Pulau Barang Lompo, Puslau Barang Caddi dan Pulau Badi. Dengan mengikuti kegiatan ini Anggota Muda diharapkan bisa membuat database potensi biofisik setiap pulau sehingga  tersedianya data terkini tentang potensi dan status biofisik (terumbu karang, ikan karang, megabenthos) serta kondisi sosial ekonomi dari ketiga pulau tersebut. Kegiatan ini juga merupakan sebagai salah satu syarat kelulusan orientasi laut untuk menyandang stastus Anggota Biasa Fisheries Diving Club Universitas Hasanuddin.

          Pengambilan data di Pulau Barang Lompo dilakukan oleh kelompok I sebagai berikut :

  1. Afryan Maris P S (011.XII.AM.160)
  2. Widya Indah (011.XII.AM.180)
  3. Reski Iin (011.XII.AM.175)
  4. Resky Irmayanti (011.XI.AM.152)
  5. Fhifi Lamuna (011.XII.AM.164)
  6. Abdul Rahman (011.XII.AM.159)
  7. Asri Triyadi S (011.XII.AM.168)
  8. Muhammad Ersyan (011.XII.AM.170)
  9. Hardiansyah (011.XII.AM.166)

Pendamping :

  1. Rahman (011.XII.AB.117)
  2. Arya Kusuma Dani (011.XIII.AB.134)
  3. Nurlina (011.XIII.AB.139)

Waktu pelaksanaan pemantauan dilaksanakan pada tanggal 7-9 Oktober dan 19-20 November 2016. Kelompok satu mengambil 4 titik pemantauan agar  mewakili setiap sisi Pulau Barang Lompo. Lokasi pemantauan terletak disebelah timur dan sebelah barat pulau dengan lokasi pengamatan pada sebelah timur pulau menembak 45arah tenggara ± 125 m dari dermaga tua pada kedalaman 3 m sebagai stasiun 1 dan pada kedalaman 5 m sebagai stasiun 2. Sedangkan 2 stasiun lainnya terletak di sebelah barat pulau dengan kedalaman 5 m pada stasiun 3 dan kedalaman 9 m pada stasiun 4.

Jenis data yang digunakan dalam pemantauan ini adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder dikumpulkan dari berbagai sumber, seperti : jurnal pemantauan ilmiah, laporan hasil pemantauan dan laporan kegiatan instansi terkait sedangkan data primer dikumpulkan dengan metode survei, seperti metode Point Intercept Transect (PIT) pada survey tutupan karang, metode underwater visual census (UVC) pada pendataan ikan karang, dan metode Reef Check Benthos (RCB) pada pendataan kelimpahan megabenthos.

Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan oleh kelompok satu, kondisi ekosistem terumbu karang di Pulau Barrang Lompo yaitu dibagian timur Pulau Barrang Lompo yaitu stasiun 1 dan stasiun 2,  kondisi ekosistem terumbu karang telah mengalami degradasi yang ditandai dengan tingginya persentase luas tutupan dari kategori DCA.Alga dapat tumbuh subur dengan mudah di lokasi ini mengindikasikan tingginya nutrient yang terkandung pada perairan yang dapat disebabkan oleh masuknya sampah domestik ke dalam perairan sekitar pulau yang bersumber dari warga pulau sendiri, namun masih perlu di teliti lagi penyebab pasti dari suburnya pertumbuhan alga di sekitar pulau khususnya sebelah timur pulau.Sedangkan pada sisi barat pulau yaitu lokasi stasiun 3 & 4, terumbu karang pada wilayah ini lebih baik dibanding sisi timur pulau ditandai dengan tingginya persentase luas tutupan kategori NA (Non Acropora). Hanya saja pada stasiun 3 ditemukan persentasi luas tutupan kategori Rubble (Patahan Karang) yang tinggi, hal ini disinyalir disebabkan karena perairan di wilayah ini termasuk dangkal dan menjadi wilayah berlabuh kapal nelayan.

Hasil pemantauan kelimpahan ikan karang di Pulau Barang Lompo pada stasiun 1 terdapat 385 individu sedangkan pada stasiun 2 hanya 215 indivu. Kemudian pada stasiun 3 teridentifikasi 199 individu karang dan pada stasiun 4 teridentifikasi 612 individu ikan karang sekaligus sebagai stasiun dengan kelimpahan ikan karang tertinggi. Ikan dari family Pomacentridae adalah pemegang frekuensi kemunculan tertinggi pada keempat stasiun ini, dimana seperti yang kita tahu, ikan dari family ini cenderung hidup dalam koloni sehingga pada saat pemantauan dilakukan tidak jarang mendapatkan ikan ini sedang melakukan schooling. Kecilnya nilai kelimpahan dari ikan target disebabkan karena pemantauan dilakukan pada siang hari sedangkan ikan target umumnya bersifat nocturnal dan aktifitas penangkapan juga terus terjadi di sekitar pulau oleh warga pulau maupun kapal ikan yang bukan berasal dari pulau Barrang Lompo yang mengindikasikan adanya potensi overfishing.

Kelimpahan megabenthos pulau Barrang Lompo didominasi dari jenis Echinoidea yaitu Diadema setosum kemudian diikuti oleh Eucidaris tribuloides, hal tersebut dapat disebabkan oleh karena predator alami dari spesies ini hamper tidak ada di perairan sekitar pulau. Jenis lain yang menarik ditemukan pada pemantauan kali ini adalah hadirnya siput Drupella sp. namun dalam frekuensi yang masih normal, sehingga belum bisa dikatakan memberi pengaruh besar terhadap kerusakan karang yang terjadi di sekitar pulau.

Pada pendataan mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat Pulau Barrang Lompo, didapatkan bahwa mayoritas penduduk di pulau ini bekerja sebagai nelayan teripang hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya masyarakat yang menjemur hasil tangkapan mereka dihalaman rumah, pinggir jalan maupun di dermaga, selain menjadi nelayan teripang ada juga yang bekerja sebagai pedagang hasil laut ataupun mendirikan bengkel untuk mencari nafkah.

Dari hasil kegiatan Orientasi Laut yang dilakukan oleh kelompok satu Anggota Muda Fisheries Diving Club, berharap pihak pemerintah maupun masyarakat lebih memperkuat kerjasama dalam melindungi dan memonitoring kondisi terumbu karang di pulau Barrang Lompo sehingga dapat memperbaiki proses pertumbuhan karang sebagai rumah bagi ikan-ikan karang dan ekosistem fauna lain nya. Kemudian diharapkan kedepannya dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penyebab banyaknya Dead Coral Alga pada titik pengambilan data di pulau Barrang Lompo.

Gimana buddies? Cukup menarik bukan? Masih ingin menambah pengetahuan dari dua pulau lainnya? Nah, Kebetulan minggu depan kita akan membahas mengenai hasil pemantauan dari kelompok 2 yang dilaksanakan di Pulau Barrang Caddi. Jadi, buat kalian yang ingin tahu mengenai kondisi terkini dari ekosistem terumbu karang di Pulau Barrang Caddi jangan lupa untuk baca artikel minggu depan ya! see you next week!

Post by : HUMAS FDC  UNHAS

Waspada Dira Anuraga