Hallo buddies, kemarin kan FDC UNHAS sudah membahas tentang profil Pulau Barrang Lompo. Bagaimana artikelnya? Seru kan, nah sekarang FDC UNHAS ingin membahas tentang profil Pulau Barrang Caddi..
Pulau Barrang Caddi ini terletak di sebelah timur Pulau Barrang Lompo yah bisa dibilang tetangga Pulau Barrang Lompo sih, berbentuk memanjang timur laut-barat daya dengan luas 4 ha. Berjarak 11 km dari Makassar yang setiap hari ada pelayaran reguler yang menghubungkan Pulau Barrang Caddi ini dengan kota Makassar. Para wisatawan akan diangkut dengan menggunakan kapal penumpang berkapasitas 30 orang, ongkos kapalnya berkisar Rp. 10 ribu per orang. Sedangkan bagi yang ingin menikmati pulau ini lebih lama bisa menginap di rumah-rumah warga, kalau buddies mau menyebrang ke Pulau Barrang Lompo ada juga nih perahu yang mengangkut penumpang dari Pulau Barrang Caddi ke Pulau Barrang Lompo, yah hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk sampai ke Pulau Barrang Lompo. Pulau Barrang Caddi ini termasuk pulau yang padat penduduknya, dengan jumlah 1263 jiwa. Mayoritas penduduknya bekerja sebagai nelayan tradisional, hal ini tercermin dari peralatan tangkap yang mereka gunakan masih sederhana, seperti bubu, pancing, rengge, dan lepa-lepa.
Fasilitas umum yang tersedia berupa instalasi listrik, penyaringan air laut menjadi air tawar (bantuan jepang) dan sebuah dermaga di sisi barat pulau ini. Untuk kesehatan, dapat dijumpai 1 buah puskesmas pembantu dan 1 buah posyandu dengan seorang tenaga kesehatan dan seorang dukun terlatih, sedangkan untuk pendidikan, terdapat sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Kedalaman perairan disekitar pulau ini umumnya besar dari 25 meter, sehingga menjadi bagian dari alur pelayaran masuk-keluar pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassar. Konsep zonasi sudah diterapkan pada pemanfaatan ruang laut di perairan pulau ini. Seperti perairan pada sisi baratnya, merupakan daerah perlindungan yang dibagi atas beberapa zona antara lain zona yang paling dekat pulau disebut zona inti dan yang kearah laut lepas merupakan zona penyangga yang dicanangkan sekitar bulan Desember 2003 lalu. Kegiatan ini juga, merupakan usaha perlindungan terhadap ekosistem terumbu karang disekitar Pulau Barrang Caddi yang dicanangkan oleh forum kemitraan bahari Sulawesi Selatan.
Obyek wisata budaya yang menarik di pulau ini adalah mengunjungi tempat pembuatan perahu tradisional pada sisi barat pulau ini, ataukah hanya sekedar melihat kehidupan sehari-hari masyarakat Pulau Barrang Caddi. Kalau kita beruntung, maka kita dapat menjumpai upacara penurunan kapal (apparoro), atau upacara pembuatan rumah atau kegiatan masyarakat duduk bersama untuk membicarakan sesuatu hal (tudang sipulung).
Selama 10 tahun terakhir di pesisir Makassar ternyata kerawanan sosial ekonomi ternyata lebih banyak terjadi di wilayah-wilayah padat penduduk. Bukan hanya di daratan utama Makassar namun pada beberapa pulau-pulau yang selama ini dikenal semakin padat. Di pulau-pulau padat seperti salah satunya di Pulau Barrang Caddi ini buddies, sehingga menyebabkan semakin sulitnya akses wilayah perikanan tangkap dan semakin tingginya kompetisi di laut yang dapat membuat banyak nelayan terpaksa mencari ikan di pulau-pulau jauh. Tidak jarang mereka ditemukan mencari ikan di Maluku, Papua dan sekitar Flores. Masih maraknya penggunaan bahan peledak dan bius ikan yang melibatkan nelayan dari luar Makassar menjadi ancaman di masa datang karena semakin tertekannya kondisi ekonomi warga pesisir dan pulau-pulau.
Pada beberapa spot, kehidupan dan terumbu karangnya dijumpai dalam kondisi baik, beberapa spesies karang dan ikan anda dapat jumpai, terutama pada zona perlindungan di perairan bagian barat. Tempat ini juga menarik bagi mereka yang hanya sekedar untuk melakukan snorkling, walaupun sebagian karangnya sudah ikut hancur akibat eksploitasi yang tidak ramah lingkungan. Yah sangat di sayangkan yah buddies. Nah, maka dari itu mari kita bersama-sama merawat dan menjaga ekosistem yang ada yah buddies…
Penulis: Asmaul Husnah A (011.XII.AM.161)